Muslim girl's :)

Rabu, 02 Desember 2015

BAHAN AJAR DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala hal yang digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses pembelajaran. Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhan ada dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak fiqih/Ibadah dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian bahan ajar dan pendidikan agama Islam ?
2.      Bagaimana karakteristik bahan ajar PAI ?
3.      Bagaimana pengembangan bahan ajar PAI ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa/i mampu memahami bahan ajar dan pendidikan agama Islam
2.      Mahasiswa/i mampu memahami karakteristik bahan ajar PAI
3.      Mahasiswa/i mampu memahami pengembangan bahan ajar PAI








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahan Ajar dan Pendidikan Agama Islam
Bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala hal yang digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus, buku bacaan, buku kerja, atau fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis atau kartu atau juga diskusi antar siswa.
1.      Isi Bahan Ajar/Materi Pembelajaran
a.      Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran
Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi, fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai.
1)      Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
2)      Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti/isi.
3)      Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

4)      Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

5)      Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong- menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja. Contoh: Aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

b.      Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan misalnya pada IPA antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Keterampilan ini merupakan materi pembelajaran utama pembelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

c.       Sikap atau Nilai sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran jenis sikap atau nilai adalah materi pembelajaran yang berkenaan dengan kejujuran, sabar, amanah, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, bertanggung jawab, bangga berbahasa Indonesia, bersikap positif pada bahasa Indonesia, dan hormat pada sesama. Bahan yang berupa sikap dan nilai itu lebih banyak merupakan bahan yang berbentuk kurikulum terselubung (hidden curriculum).

B.     Karakteristik Bahan Ajar PAI
Karakteristik pendidikan agama Islam secara umum diakui oleh para ahli dan pelaku pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang sama. Masalah besar dalam pendidikan semantara ini adalah kuatnya dominasi pusat dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga yang muncul uniform–sentralistik kurikulum, model hafalan dan monolog, materi ajar yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhan ada dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak fiqih/Ibadah dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).
Ada beberapa kritik tentang pola pendidikan agama secara umum. Bahwa pendidikan agama biasanya identik dengan teknik menghafal, lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan Tuhan dan kurangnya penekanan pada penghayatan nilai-nilai agama.
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

C.    Pengembangan Bahan Ajar pada Kurikulum PAI
1. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar/Materi Pembelajaran
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan
Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta. Sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menggunakan sifat/konsep, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa prinsip. Misalkan pada mapel PAI untuk KD: Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, maka materi pembelajarannya mencakup konsep atau hukum nun mati/tanwin dan mim mati.

b. Prinsip konsistensi artinya keajegan
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam.

c. Prinsip adekuasi (kecukupan)
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.



2.      Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran
Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran.Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran perlu diperhatikan beberapa aspek, yaitu:aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur); aspek afektif; aspek psikomotorik.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran, guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut:
a.       Keluasan materi, adalah menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran;
b.      Kedalaman materi, adalah seberapa detail konsep-konsep yang harus dipelajari/dikuasai oleh siswa.

3. Penentuan Urutan Materi Pembelajaran
Urutan penyajian (sequencing) materi pembelajaran sangat penting. Tanpa urutan yang tepat, akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya, terutama untuk materi yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya.Untuk mapel PAI materi tentang konsep shalat secara umum harus diberikan terlebih dulu sebelum memberikan konsep shalat jamaah dan shalat-shalat sunnat.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
a. Pendekatan Prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya materi thaharah pertama kali diberikan dalam aspek fiqih dalam mapel PAI, sebelum memberikan materi shalat dan macam-macam shalat.

b. Pendekatan Hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang berjenjang dari mudah ke sulit, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Contoh dalam mapel PAI adalah materi membaca ayat al-Quran, dimulai dengan mengenal huruf-huruf (abjad) Arab, lalu membaca kata atau kalimat yang menjadi potongan ayat, hingga akhirnya membaca ayat al-Quran secara utuh.

4. Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar/Materi Pembelajaran
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Perlu ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari siswa termasuk aspek atau ranah:
1)      Kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan penilaian.
2)      Psikomotorik yang meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.
3)      Afektif yang meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau materi pembelajaran yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.

b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur, seperti telah diuraikan di depan.



c. Memilih jenis materi yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dankompetensi dasar.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya, sebab setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, guru akan mengetahui apakah materi yang harus diajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, sikap, atau psikomotorik.

d. Memilih sumber materi pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi pembelajaran.
1)        Sumber Materi Pembelajaran
             Materi pembelajaran dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya. 
a)      Buku teks
             Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Buku teks yang digunakan sebagai sumber materi pembelajaran untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Dalam hal ini dapat digunakan sebanyak mungkin buku teks sesuai dengan kebutuhan agar dapat diperoleh wawasan yang luas.

b)      Laporan hasil penelitian
             Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang aktual atau mutakhir.

c)      Jurnal (Penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
             Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

d)     Pakar bidang studi
             Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau materi pembelajaran, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.

e)      Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu materi pembelajaran yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.

f)       Standar Isi
Standar ini penting untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran, karena berdasar itulah SKL, SK, dan KD dapat ditemukan.

g)      Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan materi pembelajaran suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber materi pembelajaran.

h)      Internet
Materi pembelajaran dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet guru dan siswa dapat memperoleh segala macam sumber materi pembelajaran. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat diperoleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.

i)        Media audiovisual (TV, video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula materi pembelajaran untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.

j)        Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, dan ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber materi pembelajaran. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber.

2)         Bahan Pertimbangan Pemilihan Materi Pembelajaran
Cakupan materi pembelajaran yang ”disajikan” untuk dipelajari siswa merupakan keputusan yang relatif sulit, walaupun guru telah berhasil mengidentifikasikan materi pembelajaran secara global dengan mencermati SK dan KD seperti yang telah diuraikan di atas.

3)   Jenis Pengembangan
a)   Penyusunan
Penyusunan merupakan proses pembuatan materi pembelajaran yang dilihat dari segi hak cipta milik asli si penyusun. Proses penyusunan itu dimulai dari identifikasi seluruh SK dan KD, menurunkan KD ke dalam indikator, mengidentifikasi jenis isi materi pembelajaran, mencari sumber-sumber materi pembelajaran, sampai kepada naskah jadi. Wujudnya dapat berupa modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, hand-out, dan sebagainya.

    b)   Pengadaptasian
Pengadaptasian adalah proses pengembangan materi pembelajaran yang didasarkan atas materi pembelajaran yang sudah ada, baik dari modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, CD, film, dan sebagainya menjadi materi pembelajaran yang berbeda dengan karya yang diadaptasi. Misalnya, materi pembelajaran IPS diadaptasi dari buku teks pelajaran IPS yang telah beredar di pasar (toko buku) yang disesuaikan dengan kepentingan mengajar guru. Penyesuaian itu dapat didasarkan atas SK dan KD, tingkat kesulitan, atau tingkat keluasan. Materi pembelajaran yang baru dibuat diwujudkan ke dalam bentuk modul.

c)   Pengadopsian
Pengadopsian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara mengambil gagasan atau bentuk dari suatu karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, guru mengadopsi gagasan atau bentuk model buku pelajaran PKn yang telah dikembangkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas menjadi materi pembelajaran PKn yang baru, baik ke dalam wujud modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, dan sebagainya.

d)  Perevisian
Perevisian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara memperbaiki atas karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, seorang guru Seni Budaya telah menulis buku pelajaran Seni Budaya yang dikembangkan dari Kurikulum 1994. Oleh karena sekarang kurikulum itu tidak berlaku lagi, buku pelajaran bahasa Seni Budaya tersebut tidak relevan lagi. Guru tersebut kemudian memperbaikinya berdasarkan standar isi yang sekarang digunakan.


e)  Penerjemahan
Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa suatu buku dari yang awalnya berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya ada buku berjudul ”Science Interaction” yang dipandang cocok untuk pembelajaran IPA. Buku tersebut berbahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.






















BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala hal yang digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses pembelajaran.
2.      karakteristik Pendidikan Agama Islam yaitu :
Ø  mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam
Ø  mendidik siswa–siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam–subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.
3.      pengembangan materi pembelajaran dibutuhkan kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran, yang dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakuakan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B.  Saran
                        Dari penjelasan diatas, sekiranya kita mampu memahami apa yang dimaksud dengan bahan ajar PAI. Dan semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.








DAFTARA PUSTAKA



Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, 2004.

1 komentar:

  1. PokerStars Online Casino | Kadang Pintar
    Play deccasino poker games 온카지노 online. Join KADG PINTAR. No need 바카라 to deposit. Play at least US$. No risk.

    BalasHapus