Muslim girl's :)

Minggu, 13 Desember 2015

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) SMT III
Tahun Akademik 2015/2016


Disusun Oleh:

Kelompok: 11
1.      Lita Liyani : 1414113134
2.      M. Royani : 1414113135
3.      Maftukhah : 1414113137

Dosen Pengampu:
Drs. H. Nawawi, M. Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2015



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Permasalahan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.    Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam.............. 2
B.     Ruang lingkup Manajemen Kurikulum................................................. 3
C.     Ciri-ciri dan Prinsip Kurikulum Pendidikan Agama Islam................... 6
D.    Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam................ 10
BAB III PENUTUP........................................................................................ 12
A.    Kesimpulan ......................................................................................... 12
B.     Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14







KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw. semoga kita kelak mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu Drs. H. Nawawi, M. Pd.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin.




                                                                                    Cirebon,   November 2015


                                                                                                Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan adalah aspek kurikulum. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.
Adapun yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen kurikulum atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan yang mana pengelolaan kurikulum tersebut dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks MBS dan KTSP yang sesuai dengan visi, misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Maka dari itu manajemen kurikulum sangatlah penting dalam suatu lembaga pendidikan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen urikulum pendidikan Islam?
2.      Sebutkan ruang lingkup manajemen kurikulum pendidikan Islam?
3.      Bagaimana ciri-ciri dan prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam?
4.      Apa saja yang menjadi materi pokok pendidikan Islam?
C.  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian manajemen pendidikan Islam
2.      Mengerti bagian-bagian dari ruang lingkup manajemen pendidikan Islam
3.      Memahami ciri-ciri dan prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam
4.      Mengetahui materi pokok pendidikan Islam






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang manajemen kurikulum pendidikan agama Islam, terlebih dahulu kita bahas tentang manajemen dan kurikulum. Manajemen berasal dari kata “Manage” dan dalam bahasa latin berarti “manus” yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.[1]
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh para pakar  dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dahulu sampai sekarang. Istilah kurikulum berasal dari Bahasa latin, yakni curir yang artinya pelari; dan curere yang artinya tempat terpacu. Jadi Curriculum dapat diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Dari makna yang berdasarkan rumusan tersebut, Kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.[2]
Menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.[3]
Sedangkan pengertian pendidikan islam adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam sebgaimana yang tercantm dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis serta dalam pemikiran para ulama dalam praktik sejarah umat islam.[4]
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa manajemen kurikulum pendidikan islam adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dalam mengelola sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah dengan nuansa yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam sebgaimana yang tercantm dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis serta dalam pemikiran para ulama dalam praktik sejarah umat islam.
B.  Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Adapun Lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum, adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada siswa. Adapun menurut T. Hani Handoko Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai berikut :
a.        Sebagai pedoman atau alat manajeman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.
b.      Sebagai penggerak roda organisasi dan tatalaksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang, besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan dan oleh karenanya perlu memuat informasi kebijakan yang relavan, disamping seni kepemimpinan dan pengetahuan yang elah dimilikinya.
c.       Sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.[5]
Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis,  menentukan desain kurikulum, dan membuat rencana induk seperti pengembangan, pelaksanaan dan penelitian.
2.       Pengorganisasian
Organisasi kurikulum adalah pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Adapun Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Beberapa factor yang mempengaruhi organisasi kurikulum adalah ruang lingkup, urutan bahan, kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : perumusan rasional atau dasar pemikiran, perumusan visi,misi dan tujuan, penentuan struktur dan isi program, pemilihan dan pengorganisasian materi, pengorganisasian kegiatan pembelajaran, pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan yang terakhir penentuan cara mengukur hasil.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
a.       organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
b.      pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.
c.       organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
d.       organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol
e.        organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f.        organisasi harus fleksibel dan seimbang.
3.      Pelaksanan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Menurut George R. Terry pelaksanan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pelaksanaan kurikulum harus menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan materi. Jadi siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dan untuk melaksanakan kurikulum sesuai denga rancanagan dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan dalam pelaksanaan.
Pada tahap ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a.       Penyusunan rencana dan program pembelajaran ( Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP )
b.       Penjabaran Materi ( kedalaman dan keluasan)
c.        Penentuan strategi dan metode pembelajaran.
d.       Penyedian sumber, alat dan sarana pembelajaran.
e.       Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar.
f.        Setting lingkungan pembelajaran.
4.      Evaluasi Kurikulum
Menurut Gronlund Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi kurikulum mencakup enam komponen yaitu: komponen analisis kebutuhan dan kelayakan, perencanaan dan pengembangan, proses pembelajaran, revisi kurikulum, penilaian kurikulum dan penelitian kurikulum.
Evaluasi kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu.
b.       Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif.
c.        Evaluasi kurikulum bersifat komprehensif.
d.       Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif.
e.       Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien.
f.       Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan.
Evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pelaksanaan kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut stufflebeam tujuan utama evaluasi kurikulum adalah memberi informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan memberikan informasi yang berguna untuk membuat pertimbangan berbagai alternative keputusan. Jadi evaluasi kurikulum dilakukan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Evaluasi kurikulum berdasarkan asusmsi, bahwa perbaikan, perencanaan dan pelaksanaan kurikulum membutuhkan informasi balikan yang akurat. Dengan demikian, bahwa perbaikan, pengembangan, pelaksaan, pengadministrasian, evaluasi dan perbaikan kurikulum bergerak dalam satu sistem dengan siklus yang berkesinambungan yang secara bertahap bergilir dalam lingkaran sistem pendidikan yang mengarah.
C.  Ciri-Ciri dan Prinsip Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dalam prakteknya, selama ini kurikulum dianggap sebagai penentu keberhasilan pendidikan, termasuk Pendidikan Islam. Karena itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah atau madrasah, ketua, rektor, maupun praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal, kurikulum bukanlah penentu utama. Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya, problem paling besar yang dihadapi bangsa ini sesungguhnya bukan berarti kurikulum tidak menimbulkan problem. Namun, masalah kesadaran merupakan problem yang paling besar. Yaitu lemahnya kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik.
Kurikulum pendidikan Islam memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-cirinya sebagai berikut:
1.      Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat, dan tekniknya.
  1. Memiliki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian, pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
  2. Memiliki perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh. Maksudnya ialah aspek pribadi siswa tepat pada sasaran terutama aspek pribadi siswa yaitu jasmani, akal, dan rohani.
  3. Berkecenderungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka yang memiliki kesediaan, bakat, dan keinginan.
  4. Keterkaitan kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedaan perorangan di antara mereka.[6]
Ciri-ciri ini menggambarkan adanya berbagai tuntutan yang harus ada dalam kurikulum pendidikan Islam. Tuntutan ini terus berkembang sesuai dengan tantangan zaman yang sedang dihadapi. Tuntutan zaman Islam sekarang lebih kompleks. Oleh sebaiknya itu perlu adanya ciri-ciri permanen dan ciri-ciri responsif terhadap tuntutan zaman did lam kurikulum pendidikan Islam. Di samping ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam, juga terdapat prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam, yaitu sebagai berikut.
1.      Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya.
  1. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
  2. Keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
  3. Ada pertautan antara bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan pelajar.
  4. Pemeliharaan perbedaan individual di antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan, dan masalahnya serta memelihara perbedaan di antara alam sekitar dan masyarakat.
  5. Prinsip perkembangan dan perubahan.
  6. Prinsip pertautan antarmata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.[7]
Diantara ketujuh prinsip tersebut terdapat prinsip pengembangan dan perubahan. Prinsip ini menunjukkan adanya dinamika dari kondisi yang serba kekuarangan menuj kondisi yang lebih sempurna atau perubahan yang positif-konstruktif. Mengingat perkembangan sains dan teknologi telah tejadi perubahan-perubahan yang cepat sekali. Pada akhinya perubahan itu mempengaruhi konsep pendidikan tanpa mengenal batas akhir, sebab banyak persoalan yang harus dihadapi oleh pendidikan. Dalam Al-Qur’an disebut watawasau bi al-haqq watawasau bi al-shbar ( saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehat dengan kesabaran, sementara PBB mensosialisasikan long life education ( pendidikan sepanjanga masa) pada tahu 1970-an.
Berbicara konteks Pengembangan kurikulum dapat dilaksanakan pada berbagai tingkat, mulai dari tingkat kelas sampai tingkat nasional. Urutan tingkat tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:[8]
  1. Pengembangan kurikulum pada tingkat guru kelas.
  2. Pengembangan kurikulum pada tingkat kelompok guru dalam suatu sekolah.
  3. Pengembangan kurikulum pada tingkat pusat guru.
  4. Pengembangan kurikulum tingkat daerah.
  5. Pengembangan kurikulum pada tingkat nasional.
Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan. Karena itu, para guru dituntut mampu mengembangkan kurikulum pembelajaran di kelas yang didasarkan pada teori-teori pengembangan kurikulum dan pengalaman mengajar di kelas sebagai figur pelaksana kurikulum. Dalam hal ini penulis menguraikan pendapatt terkait peran guru sebagai pekerja professional dalam artian guru dengan kompetensinya sebagai seorang pendidik dan memiliki naluriah mendidik, bertindak sebagai generator pembangkit semangat siswa baik sebagai motivator, fasilitator, innovator dn sebagainya mampu memberikan internalisasi berupa pembelajaran yang benar-benar sampai pada proses mendidik.[9]
Adapun kurikulum PAI (Pendidikan Agama Islam)  memerlukan landasan jelas dan kokoh, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh transformasi dan inovasi pendidikan dan pembelajaran yang sangat dahsyat akhir-akhir ini. Apalagi inovasi tersebut cenderung Top Down melalui strategi Power corcieve (paksaan dari atasan yang berkuasa). Berbeda dengan kasus kurkulum PAI di sekolah atau madrasah, maupun perguruan tinggi, pesantren juga memliki kebebasan yang seluas-luasnya dalam menentua, memilih dan memberlakukan suatu jenis atau model kurikulum yang digunakan di pesantren. Dalam hal ini kurikulum sebagai aset sekolah atau madrasah yang ke seleuruhannya harus tersistem dengan baik dan benar, bersensi dasarkan edukasi yang mampu mengarahkan pada proses pembelajaran.
Upaya pengembangan kurikulum itu diaplikasikan melalui suatu mekanisme tertentu. Menurut Hamalik, mekanisme pengembangan kurikulum tersebut meliputi:[10]
  1. Studi kelayakan dan kebutuhan.
  2. Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum.
  3. Pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum.
  4. Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan.
  5. Palaksanaan kurikulum.
  6. Pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum.
  7. Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.
D.  Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan islam meliputu tiga perkara yaitu:
1.    Masalah keimanan (aqidah)
Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat I’tiqak (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar allah swt.
2.    Masalah ke islaman (syari’ah)
Bagian syari’ah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sahari-hari yang berpandukan kepada peraturan hukum allah dalam mengatur hubungan manusia dengan allah dan antar sesama manusia.
3.    Masalah Ihsan (akhlak)
Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapan kedua perkara di atas dan mengajar serta mendidik manusia mengenai  cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga ajaran pokok tersebut, akhirnya di bentuk menjadi Rukun Iman, Rukun Islam, dan Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa rukun agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqh dan ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, ia itu Al-qur’an, Hadist serta ditambah lagi dengan sejarah Islam.
Sementara itu perkara yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan islam ialah al-qur’an, hadist dan juga bahasa Arab. Kedua ialah bidang ilmu ynag meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moderen hari ini, bidang ini di kenal sebagai kemanusian (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lain-lain. Ketiga menengenal alam tabie atau sains natural ( al-ulum al-kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lain-lain.
Ruang lingkup materi pendidikan islam sebenarnya ada terkandung di dalam al-qur’an seperti yang pernah di contohkan oleh Luqman ketika mendidik anaknya. Bagi Negara Brunei Darussalam keluasan ruang lingkup pendidikan islam tertakluk kepada pihak kementerian pendidikan, kementerian Hal Ehwal ugama, jabatan perkembangan kurikulum, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan belajar. Bagi sekolah Arab dan agama khas tentunya mempunya pembahasan yang lebih luas  dan lebih terperinci berbanding sekolah umum. Begitu juga terdapat perbedaan yang jelas di antara peringkat rendah dan peringkat tinggi dan universiti. Sedangkan mengenai system pengajaran dan teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalaman dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Manajemen kurikulum pendidikan islam adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dalam mengelola sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah dengan nuansa yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam sebgaimana yang tercantm dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis serta dalam pemikiran para ulama dalam praktik sejarah umat islam.
2.      Adapun Lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
3.      Ciri-ciri kurikulum pendidikan agama Islam
a.    Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat, dan tekniknya.
b.    Memiliki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian, pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
c.    Memiliki perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh. Maksudnya ialah aspek pribadi siswa tepat pada sasaran terutama aspek pribadi siswa yaitu jasmani, akal, dan rohani.
d.   Berkecenderungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka yang memiliki kesediaan, bakat, dan keinginan.
e.    Keterkaitan kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedaan perorangan di antara mereka.[11]
4.    Kurikulum pendidikan islam meliputu tiga perkara yaitu:Masalah keimanan (aqidah),  Masalah ke islaman (syari’ah), Masalah Ihsan (akhlak).
B.  Saran
1.      Diharapkan kita mampu menerapkan kurikulum PAI, dengan landasan manajemen kurikulum PAI dengan sebaik-baiknya.
2.      Diharapkan kita mampu melaksanakan manajemen kurikulum meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
3.      Diharapakan kita mampu menjalankan segala ciri-ciri maupun prinsip yang sesuai dengan kurikulum PAI
4.      Kita mampu mengetahui tiga materi pokok penting dalam kurikulum PAI.



DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 1993, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Rosdakarya.
Hamalik, Oemar, 2007, Pengembangan Kurikulum,  Bandung : Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar, 1991, Manajemen Belajar di perguruan Tinggi pendekatan Sistem kredit semester (SKS), Bandung : Sinar Baru.
Hamalik, Oemar, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara.
Kamisa, 1997 Kamus Lengkap Bahasa indonesia,  Surabaya: Kartika.
Arikunto, Suharsimi, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
Nata, Abuddin, 2012, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta:Kencana Prenda Media Group.
Arifin, Zaenal, 2012, Pengembangan Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Jogjakarta:DIVA Press.









[1] Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa indonesia (Kartika: Surabaya,1997), 358
[2] Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 16
[3] Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 2008) hal 131.
[4] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:Kencana Prenda Media Group,2012), 179
[5] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta, Bumi aksara, 2008) hal 16
[6] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam), (Malang:Erlangga,2007),151
[7] Mujamil Qomar, Ibid 152
[8] Ibid,155
[9] Zaenal Arifin, Pengembangan Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012), 48.
[10] Mujamil Qomar, Ibid, 160
[11] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam), (Malang:Erlangga,2007),151

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum warohmatullohii wabarokatuh'u... Izin copy sebagian buat referensi teh, he.

    BalasHapus