DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
A.
Latar
Belakang Masalah........................................................................ 3
B.
Rumusan
Masalah................................................................................. 3
C.
Tujuan
Permasalahan............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 5
A.
Pengertian
Evaluasi Pembelajaran......................................................... 5
B.
Tujuan
dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran............................................ 5
C.
Prinsip-prinsip
Evaluasi Pembelajarn.................................................... 9
D.
Langkah-langkah
Evaluasi Pembelajaran............................................ 10
E.
Cara
dan Teknik dalam Evaluasi Pembelajaran.................................. 11
F.
Kesulitan-kesulitan
Evaluasi Pembelajaran......................................... 12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14
A.
Kesimpulan......................................................................................... 14
B.
Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt.
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah dengan judul Komponen-komponen dalam Evaluasi
Pembelajaran. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad saw. semoga kita kelak mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak.
Untuk itu penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu Drs. H. Nawawi, M. Pd.
Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Amin.
Cirebon, November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelaksanaan pendidikan agama Islam sekolah menghadapi sejumlah
permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan justru
misi utama yang hendak diemban oleh pendidikan agama Islam malah tidak atau
kurang mencapai sasaran. Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan
oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penilaian harus
didasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Ini berarti bahwa
evaluasi merupakan kumpulan dari sederetan pengukuran yang dilakukan
berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu.
Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya
sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar
dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid
dan sebagainya. Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan
pengertian measurement (pengukuran).Pengukuran adalah pekerjaan
membandingkan suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan,
yang disebut standar evaluasi.
Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah serta problematikanya.
Oleh karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi,
tujuan dan fungsi evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, dan langkah-langkah
evaluasi, cara dan teknik evaluasi dan kesulitan-kesulitan dalam evaluasi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian Evaluasi Pembelajaran?
2.
Apa
saja tujuan dan fungsi Evaluasi Pembelajaran?
3.
Apa
saja prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajarn?
4.
Bagaimana
langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran?
5.
Apa
saja cara dan teknik dalam Evaluasi Pembelajaran?
6.
Apa
saja kesulitan-kesulitan Evaluasi Pembelajaran?
C.
Tujuan
Permasalahan
1.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran.
2.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui tujuan dan fungsi Evaluasi Pembelajaran.
3.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui prinsip-prinsipEvaluasi Pembelajaran.
4.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran.
5.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui cara dan teknik dalam Evaluasi Pembelajaran.
6.
Mahasiswa/I
diharapkan mengetahui kesulitan-kesulitan Evaluasi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh
mana tujuan pendidikan dapat dicapai.[1]
Sedangkan Cronbach, Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan
menyediakan informasi untuk membuat keputusan. Pendapat lain dikemukakan oleh
Malcolm dan Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada
dengan standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Ada juga yang mengemukakan
bahwa evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang
manfaat atau guna beberapa obyek.
Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan
pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian
secara garis besar masih ada titik temunya. Berkaitan dengan evaluasi
dalam pembelajaran pendidikan agama islam maka yang dimaksudkan adalah ingin
mengetahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Adapun tujuan dan fungsi hasil-hasil evaluasi pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi empat kategori:
1. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Untuk menentukan angka/hasil belajar masing-masing murid
yang antara lain diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan
lulus tidaknya murid.
3. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki murid.
4. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan)
murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.[2]
Fungsi pertama dan kedua dalam pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab guru, sedangkan fungsi ketiga dan keempat lebih menjadi tanggung jawab
bimbingan dan penyuluhan. Berkaitan dengan keempat fungsi yang telah disebutkan
diatas, evaluasi hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
a.
Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi murid/siswa.
Evaluasi ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah sebagaimana yang
seharusnya.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan
memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat digunakan
untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan
sebagainya.
c. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan murid/siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimilikinya.
d. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang
mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan-kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis
ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[3]
Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi, yaitu:
1. Pendekatan yang bersumber pada norma ( norma referenced )
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang
relatif dalam hasil pembelajaran yang dicapai siswa/murid, dikatakan relatif
karena didalam pendekatan ini kita bisa melihat hasil evaluasi yang
memperlihatkan perbedaan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
didalam kelas yang sama. Dengan memberikan test kepada masing-masing siswa
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar setiap siswa dengan materi
yang diajarkan selama ini dan untuk membedakan kemampuan dari siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya. Soal yang diberikanpun menyesuaikan dengan tingkat
kesulitannya, dari soal yang mudah, sedang sampai soal yang sulit. Evaluasi
yang menggunakan pendekatan ini adalah evaluasi sumatif, karena pendekatan ini
lebih sesuai untuk keperluan pemberian angka, kenaikan kelas maupun seleksi,
yang kesemuanya itu ada didalam evaluasi sumatif.
2. Pendekatan yang bersumber pada kriteria ( criterion referenced
)
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang
mutlak, maksud mutlak disini adalah evaluasi ini bisa memberikan informasi
tentang apakah siswa yang bersangkutan telah menguasai hasil pembelajaran yang
harus dicapai atau tidak, terlepas dari hasil yang dicapai oleh teman-temannya
yang lain. Test yang diberikanpun bertujuan untuk mengetahui apakah siswa
tersebut telah mencapai target yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
atau belum. Bukan untuk membedakan antara kemampuan siswa yang satu dengan
siswa yang lainnya. Pendekatan ini akan sesuai jika diterapkan pada evaluasi
formatif, hal ini dikarenakan didalam evaluasi formatif itu sendiri bertujuan
untuk dijadikan tolak ukur bagi guru yang bersangkutan didalam proses
pembelajaran. Maksudnya, apakah siswa yang bersangkutan telah menguasai bahan
pengajaran yang diberikan atau belum, jika memang belum maka guru bisa
memperbaiki proses belajar mengajar didalam kelas.
Sementara itu Ramayulis berpendapat bahwa, sebagai salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi untuk:
a. Mengetahui tingkat kepahaman anak didik terhadap mata pelajaran
yang disampaikan.
b. Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik.
c. Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses
belajar mengajar.
d. Mengetahui akurat tidaknya guru dalam memilih bahan, metode dan
berbagai penyesuaian dalam kelas.[4]
Selain itu Armai Arief juga menyebutkan beberapa fungsi evaluasi
pendidikan islam sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar mengajar
yang telah dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna mengambil keputusan
apakah materi pelajaran bisa dilanjutkan atau tidak.
c. Untuk mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh oleh anak didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
d. Sebagai bahan laporan kepada wali murid tentang hasil belajar
siswa yang bersangkutan, baik berupa buku raport, piagam, sertifikat, ijazah
dan lain-lain.
e. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya
dengan hasil pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan
pendidikan.[5]
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan
evaluasi pendidikan adalah:
1.
Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus memegang
pada prinsip-prinsip keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada
kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
dan metode pembelajaran.
2.
Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah
prinsip evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik
merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam
evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan yang erat.
3.
Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus
berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan
ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik
dengan pembelajaran harus sesuai.
4.
Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam
mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya alat
penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku
sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa
atau peserta didik.
5.
Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi
haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak
yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Menurut Muhaimin,dkk, dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam
perlu dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka evaluasi harus mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
2. Evaluasi harus obyektif, dalam artievaluasi itu dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi
oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator.
3. Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Maksudnya evaluasi
evaluasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai domain pendidikan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Evaluasi dilakukan secara continue. Apabila pendidikan Islam
dipandang sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujua tertentu,
maka evaluasi pendidikannya harus dilakukan secara continue (terus-menerus),
dengan memperhatikan prinsip pertama, kedua dan ketiga.[6]
D. Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan penilaian
hasil belajar adalah:
1. Langkah persiapan yang terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Langkah persiapan umum yang harus dilakukan pada tahap awal
penyelenggaraan penilaian misalnya guru harus menetapkan lebih dahulu alat yang
digunakan dan criteria yang dijadikan pedoman penilaian.
b. Langkah persiapan khusus yaitu langkah yang harus dilaksanakan
pada saat akan melakukan suatu langkah penilaian tertentu misalnya membuat alat
penilaian dan menetapkan cara pencatatannya.
2. Langkah verifikasi program/rencana yang telah dibuat. Pada langkah
ini guru mengklasifikasikan rencana yang disusun menjadi dua katagori yaitu
rencana yang baik/memadai dan rencana yang kurang baik. Untuk menilai ini
diperlukan berbagai pertimbangan berdasarkan akal sehat dan cara berpikir
logis. Disamping itu obyektivitas penilaian juga perlu ditekankan dalam menilai
rencana.
3. Langkah pelaksanaan, yaitu langkah menerapkan rencana/program yang
dibuat pada langkah persiapan. Pada langkah pelaksanaan ini yang harus
diperhatikan ialah hal-hal yang berkaitan dengan jenis informasi/data yang
dikumpulkan, cara pengumpulan dan alat yang digunakan untuk memperoleh
informasi.
4. Langkah penafsiran, yaitu langkah member makna atau arti terhadap
informasi yang diperoleh. Agar tidak terjadi over estimated atau under
estimated perlu berhati-hati dalam membuat rincian kriteria/norma.[7]
E. Cara dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
Ada dua cara untuk melakukan evaluasi, yaitu:
1. Kuantitatif, data yang dihasilkan berbentuk angka dan skor.
2. Kualitatif, data yang dihasilkan berupa pernyataan-pernyataan
verbal seperti, kurang, sedang, baik, dan sebagainya.
Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan evaluasi terdapat dua jenis
teknik, yaitu:
1. Teknik tes, biasanya digunakan unutk mengumpulkan data mengenai
aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test
inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Jenis tes yang digunakan adalah
tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
2. Teknik non tes, biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian
yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana
digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya.[8]
F. Kesulitan-kesulitan dalam Evaluasi Pembelajaran
Adanya evaluasi adalah untuk melakukan perbaikan dalam mutu
pengajaran. Tanpa adanya evaluasi, maka perbaikan tidak akan mungkin terjadi.
Oleh karena itu, setiap orang atau instansi yang memiliki keterkaitan dengan
lembaga pendidikan harus mengadakan evaluasi, diantaranya ialah guru, kepala
sekolah, dan seluruh lembaga yang terkait dengan hal tersebut.
Dalam mengadakan evaluasi, selalu ditemukan kesulitan-kesulitan
didalamnya. Sebagai contoh, seorang guru harus melakukan evalusi terhadap
dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar mereka di kelas. Hal ini tentu
sangat sulit, karena menilai dan mengkritik diri sendiri merupakan sikap
obyektif. Adanya kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk melakukan perbaikan
dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mencari cara lain yang mungkin lebih
efektif.
Selama ini evaluasi yang dilakukan dirasa kurang efektif, hal ini
dikarenakan kegiatan evaluasi kadang-kadang hanya sampai pada domain kognitif saja,
dan itupun masih terbatas pada sejauh mana siswa mampu mengingat atau menghafal
sejumlah materi yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan pada domain afektif
dan psikomotorik masih jauh dari proses evaluasi. Dari uraian diatas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa selama ini proses belajar mengajar hanya
mengedepankan pemberian/penumpukan materi dan informasi saja. Inilah yang
kemudian dikenal dengan model bank education atau pendidikan gaya bank.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi pembelajaran adalah ingin mengetahui, memahami dan
menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Tujuan dan fungsi evaluasi
Memberikan umpan balik kepada guru, menentukan hasil belajar
murid, situasi belajar mengajar yang tepat, mengenal latar belakang murid. Evaluasi
hasil belajar dapat digolongkan menjadi 4: evaluasi formatif, sumatif,
penempatan, dan diagnostik. Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi,
yaitu: pendekatan bersumber pada norma, dan pendekatan bersumber pada kriteria.
3. Prinsip-prinsip evaluasi
Evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran, harus
obyektif, dilakukan secara komprehensif, dilakukan secara continue.
4. Langkah-langkah evaluasi
Langkah persiapan, langkah verifikasi program yang telah dibuat,
langkah pelaksanaan, dan langkah penafsiran.
5. Cara dan teknik evaluasi
Cara: kuantitatif dan kualitatif.
Teknik: tes dan non tes
6. Kesulitan-kesulitan evaluasi
Tidak sempurnanya dalam proses evaluasi, selama ini proses belajar
mengajar hanya mengedepankan penumpukan materi dan informasi saja.
B. Saran
1.
Diharapkan kita mampu memahami
pengertian dari evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.
Diharapkan kita mampu mencapai
tujuan yang diinginkan dalam evaluasi pembelajaran PAI dan mampu memahami
fungsi dari evaluasi pembelajaran itu sendiri.
3.
Diharapkan kita mampu
mengaplikasikan prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran PAI yang sesuai.
4.
Diharapkan kita mampu melaksanakan
langkah-langkah evaluasi pembelajaran PAI dalam proses pembelajaran.
5.
Diharapkan kita mampu
merealisasikan cara yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran PAI dan juga
mampu mengaplikasikan teknik yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran PAI.
6.
Diharapkan kita mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam evaluasi pembelajaran PAI.
DAFTAR PUSTAKA
Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan
Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya
Abdi Tama, tt.
Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, 2001.
Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi
dan Aksi Jakarta:Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global,
Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008.
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000),
Udin S Winataputra, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994.
[2] Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan
Visi, Misi dan aksi (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), hlm. 76.
[5] H. Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi
Global, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008), hlm. 31-32.
[7] Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran,
(Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994), hlm.
170.
Bagus 👍👍
BalasHapus