Muslim girl's :)

Minggu, 13 Desember 2015

PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................ 3
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 3
C.     Tujuan Permasalahan............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 5
A.    Pengertian Evaluasi Pembelajaran......................................................... 5
B.     Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran............................................ 5
C.     Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajarn.................................................... 9
D.    Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran............................................ 10
E.     Cara dan Teknik dalam Evaluasi Pembelajaran.................................. 11
F.      Kesulitan-kesulitan Evaluasi Pembelajaran......................................... 12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14
A.    Kesimpulan......................................................................................... 14
B.     Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16








KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul Komponen-komponen dalam Evaluasi Pembelajaran. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw. semoga kita kelak mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu Drs. H. Nawawi, M. Pd.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin.




                                                                                       Cirebon,   November 2015


                                                                                                   Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan agama Islam sekolah menghadapi sejumlah permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan justru misi utama yang hendak diemban oleh pendidikan agama Islam malah tidak atau kurang mencapai sasaran. Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penilaian harus didasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kumpulan dari sederetan pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu.
Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid dan sebagainya. Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan pengertian measurement (pengukuran).Pengukuran adalah pekerjaan membandingkan suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang disebut standar evaluasi.
Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah serta problematikanya. Oleh karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, dan langkah-langkah evaluasi, cara dan teknik evaluasi dan kesulitan-kesulitan dalam evaluasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian Evaluasi Pembelajaran?
2.      Apa saja tujuan dan fungsi Evaluasi Pembelajaran?
3.      Apa saja prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajarn?
4.      Bagaimana langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran?
5.      Apa saja cara dan teknik dalam Evaluasi Pembelajaran?
6.      Apa saja kesulitan-kesulitan Evaluasi Pembelajaran?
C.    Tujuan Permasalahan
1.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran.
2.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui tujuan dan fungsi Evaluasi Pembelajaran.
3.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui prinsip-prinsipEvaluasi Pembelajaran.
4.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran.
5.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui cara dan teknik dalam Evaluasi Pembelajaran.
6.      Mahasiswa/I diharapkan mengetahui kesulitan-kesulitan Evaluasi pembelajaran











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.[1] Sedangkan Cronbach, Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan menyediakan informasi untuk membuat keputusan. Pendapat lain dikemukakan oleh Malcolm dan Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Ada juga yang mengemukakan bahwa evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.
Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian secara garis besar masih ada titik  temunya. Berkaitan dengan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam maka yang dimaksudkan adalah ingin mengetahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B.     Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Adapun tujuan dan fungsi hasil-hasil  evaluasi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori:
1.      Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2.      Untuk menentukan angka/hasil belajar masing-masing murid yang  antara lain diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid.
3.      Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki murid.
4.      Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar        dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.[2]
Fungsi pertama dan kedua dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab guru, sedangkan fungsi ketiga dan keempat lebih menjadi tanggung jawab bimbingan dan penyuluhan. Berkaitan dengan keempat fungsi yang telah disebutkan diatas, evaluasi hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
a.       Evaluasi Formatif                 
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi murid/siswa. Evaluasi ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah sebagaimana yang seharusnya.
b.      Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat digunakan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan sebagainya.
c.       Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan murid/siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimilikinya.
d.      Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan-kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[3]
Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi, yaitu:
1.      Pendekatan yang bersumber pada norma ( norma referenced )
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang relatif dalam hasil pembelajaran yang dicapai siswa/murid, dikatakan relatif karena didalam pendekatan ini kita bisa melihat hasil evaluasi yang memperlihatkan perbedaan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya didalam kelas yang sama. Dengan memberikan test kepada masing-masing siswa untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar setiap siswa dengan materi yang diajarkan selama ini dan untuk membedakan kemampuan dari siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Soal yang diberikanpun menyesuaikan dengan tingkat kesulitannya, dari soal yang mudah, sedang sampai soal yang sulit. Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini adalah evaluasi sumatif, karena pendekatan ini lebih sesuai untuk keperluan pemberian angka, kenaikan kelas maupun seleksi, yang kesemuanya itu ada didalam evaluasi sumatif.
2.      Pendekatan yang bersumber pada kriteria ( criterion referenced )
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang mutlak, maksud mutlak disini adalah evaluasi ini bisa memberikan informasi tentang apakah siswa yang bersangkutan telah menguasai hasil pembelajaran yang harus dicapai atau tidak, terlepas dari hasil yang dicapai oleh teman-temannya yang lain. Test yang diberikanpun bertujuan untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah mencapai target yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran atau belum. Bukan untuk membedakan antara kemampuan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Pendekatan ini akan sesuai jika diterapkan pada evaluasi formatif, hal ini dikarenakan didalam evaluasi formatif itu sendiri bertujuan untuk dijadikan tolak ukur bagi guru yang bersangkutan didalam proses pembelajaran. Maksudnya, apakah siswa yang bersangkutan telah menguasai bahan pengajaran yang diberikan atau belum, jika memang belum maka guru bisa memperbaiki proses belajar mengajar didalam kelas.
Sementara itu Ramayulis berpendapat bahwa, sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi untuk:
a.       Mengetahui tingkat kepahaman anak didik terhadap mata pelajaran yang disampaikan.
b.      Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik.
c.       Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
d.      Mengetahui akurat tidaknya guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian dalam kelas.[4]
Selain itu Armai Arief juga menyebutkan beberapa fungsi evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar mengajar yang telah dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik.
b.      Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna mengambil keputusan apakah materi pelajaran bisa dilanjutkan atau tidak.
c.       Untuk mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh oleh anak didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
d.      Sebagai bahan laporan kepada wali murid tentang hasil belajar siswa yang bersangkutan, baik berupa buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dan lain-lain.
e.       Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan hasil pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.[5]
C.    Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan evaluasi pendidikan adalah:
1.    Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip  keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
2.    Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah prinsip  evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan yang erat.
3.    Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik dengan pembelajaran harus sesuai.
4.    Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.
5.    Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Menurut Muhaimin,dkk, dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam perlu dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka evaluasi harus mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.
2.      Evaluasi harus obyektif, dalam artievaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator.
3.      Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Maksudnya evaluasi evaluasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
4.      Evaluasi dilakukan secara continue. Apabila pendidikan Islam dipandang  sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujua tertentu, maka evaluasi pendidikannya harus dilakukan secara continue (terus-menerus), dengan memperhatikan prinsip pertama, kedua dan ketiga.[6]
D.    Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan penilaian hasil belajar adalah:
1.      Langkah persiapan yang terdiri dari dua jenis yaitu:
a.       Langkah persiapan umum yang harus dilakukan pada tahap awal penyelenggaraan penilaian misalnya guru harus menetapkan lebih dahulu alat yang digunakan dan criteria yang dijadikan pedoman penilaian.
b.      Langkah persiapan khusus yaitu langkah yang harus dilaksanakan pada saat akan melakukan suatu langkah penilaian tertentu misalnya membuat alat penilaian dan menetapkan cara pencatatannya.
2.      Langkah verifikasi program/rencana yang telah dibuat. Pada langkah ini guru mengklasifikasikan rencana yang disusun menjadi dua katagori yaitu rencana yang baik/memadai dan rencana yang kurang baik. Untuk menilai ini diperlukan berbagai pertimbangan berdasarkan akal sehat dan cara berpikir logis. Disamping itu obyektivitas penilaian juga perlu ditekankan dalam menilai rencana.
3.      Langkah pelaksanaan, yaitu langkah menerapkan rencana/program yang dibuat pada langkah persiapan. Pada langkah pelaksanaan ini yang harus diperhatikan ialah hal-hal yang berkaitan dengan jenis informasi/data yang dikumpulkan, cara pengumpulan dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi.
4.      Langkah penafsiran, yaitu langkah member makna atau arti terhadap informasi yang diperoleh. Agar tidak terjadi over estimated atau under estimated perlu berhati-hati dalam membuat rincian kriteria/norma.[7]
E.     Cara dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
Ada dua cara untuk melakukan evaluasi, yaitu:
1.      Kuantitatif, data yang dihasilkan berbentuk angka dan skor.
2.      Kualitatif, data yang dihasilkan berupa pernyataan-pernyataan verbal seperti, kurang, sedang, baik, dan sebagainya.
Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan evaluasi terdapat dua jenis teknik, yaitu:
1.      Teknik tes, biasanya digunakan unutk mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
2.      Teknik non tes, biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya.[8]
F.     Kesulitan-kesulitan dalam Evaluasi Pembelajaran
Adanya evaluasi adalah untuk melakukan perbaikan dalam mutu pengajaran. Tanpa adanya evaluasi, maka perbaikan tidak akan mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap orang atau instansi yang memiliki keterkaitan dengan lembaga pendidikan harus mengadakan evaluasi, diantaranya ialah guru, kepala sekolah, dan seluruh lembaga yang terkait dengan hal tersebut.
Dalam mengadakan evaluasi, selalu ditemukan kesulitan-kesulitan didalamnya. Sebagai contoh, seorang guru harus melakukan evalusi terhadap dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar mereka di kelas. Hal ini tentu sangat sulit, karena menilai dan mengkritik diri sendiri merupakan sikap obyektif. Adanya kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mencari cara lain yang mungkin lebih efektif.
Selama ini evaluasi yang dilakukan dirasa kurang efektif, hal ini dikarenakan kegiatan evaluasi kadang-kadang hanya sampai pada domain kognitif saja, dan itupun masih terbatas pada sejauh mana siswa mampu mengingat atau menghafal sejumlah materi yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan pada domain afektif dan psikomotorik masih jauh dari proses evaluasi. Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa selama ini proses belajar mengajar hanya mengedepankan pemberian/penumpukan materi dan informasi saja. Inilah yang kemudian dikenal dengan model bank education atau pendidikan gaya bank.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian evaluasi
Evaluasi pembelajaran adalah ingin mengetahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Tujuan dan fungsi evaluasi
Memberikan umpan balik kepada guru, menentukan hasil belajar murid, situasi belajar mengajar yang tepat, mengenal latar belakang murid. Evaluasi hasil belajar dapat digolongkan menjadi 4: evaluasi formatif, sumatif, penempatan, dan diagnostik. Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi, yaitu: pendekatan bersumber pada norma, dan pendekatan bersumber pada kriteria.
3.      Prinsip-prinsip evaluasi
Evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran, harus obyektif, dilakukan secara komprehensif, dilakukan secara continue.
4.      Langkah-langkah evaluasi
Langkah persiapan, langkah verifikasi program yang telah dibuat, langkah pelaksanaan, dan langkah penafsiran.
5.      Cara dan teknik evaluasi
Cara: kuantitatif dan kualitatif.
Teknik: tes dan non tes
6.      Kesulitan-kesulitan evaluasi
Tidak sempurnanya dalam proses evaluasi, selama ini proses belajar mengajar hanya mengedepankan penumpukan materi dan informasi saja.
B.     Saran
1.      Diharapkan kita mampu memahami pengertian dari evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.      Diharapkan kita mampu mencapai tujuan yang diinginkan dalam evaluasi pembelajaran PAI dan mampu memahami fungsi dari evaluasi pembelajaran itu sendiri.
3.      Diharapkan kita mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran PAI yang sesuai.
4.      Diharapkan kita mampu melaksanakan langkah-langkah evaluasi pembelajaran PAI dalam proses pembelajaran.
5.      Diharapkan kita mampu merealisasikan cara yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran PAI dan juga mampu mengaplikasikan teknik yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran PAI.
6.      Diharapkan kita mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam evaluasi pembelajaran PAI.





DAFTAR PUSTAKA
Mas’ud,  Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004. 
Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt.
Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan Aksi Jakarta:Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008.
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Udin S Winataputra, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994.




[1] Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 3.
[2] Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), hlm. 76.
[3] Ibid, hlm. 76-77.
[4] Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 319.
[5] H. Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008), hlm. 31-32.
[6] Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Abdi Tama, tt), hlm. 229-234.
[7] Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994), hlm. 170.
[8] Ibid, hlm. 79-81.

1 komentar: