IMPLEMNETASI KURIKULUM PAI
DALAM PEMBELAJARAN PAI
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Dasar-dasarPengembangan Kurikulum
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester III
Disusun oleh:
Kelompok 5 (PAI D)
Dzulfikar Ziad (1414113126)
Enti Desy Widianingsih (1414113128)
Neni Rohaeni (1414113145)
Dosen Pengampu:
Drs. H. Nawawi, M.Ag
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN(FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur hanya bagi Allah SWT., Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari-Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya
dalam mengarungi kehidupan ini. Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, sahabat dan orang-orang
yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.
Alhamdulillah
atas izin dan kehendak dari-Nya, kami dapat menyalesaikan makalah Pegembangan
Dasar-dasar Kurikulum yang bejudul “Implementasi Kurikulum PAI dalam
Pembelajaran PAI”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah Pegembangan Dasar-dasar Kurikulum yang telah memberikan gambaran tentang
materi ini, dan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami di masa mendatang. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Cirebon, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................
i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah...........................................................................
1
C.
Tujuan Masalah...............................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Implementasi Kurikulum................................................................
3
B.
Pembelajaran PAI...........................................................................
4
C.
Implementasi Kurikulum
PAI dalam Pembelajaran PAI............
8
D. PenerapanStrategi
dan Metode Pembelajaran pada Pendidikan
Agama Islam 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................
12
B.
Saran.................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Dalam
pasal 1 ayat 1 Undang-undang no.2 tahun 1989 tentang sisterm pendidikan
nasional, menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dari generasi tua
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki generasi muda yang mencakup
pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan untuk mempersiapakan
mereka agar dapat menjalani fungsi hidupnya serta mampu bertanggung jawab atas
segala perbuatannya.
Kurikulum telah
merancang segala yang berkaitan dengan proses pembelajaran, baik dari segi
materi, metode, tujuan dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pendidikan bisa
mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai
hasil maksimal, penerapan kurikulum PAI dapat diterapkan melalui dua model
pendekatan, yaitu pendekatan mikro dan pendekatan makro. Kedua pendekatan
tersebut digunakan untuk mengefektifkan penerapan kurikulum pendidikan agama
Islam yang memiliki nuansa faturistik dan penuh dengan harapan dari semua
pihak.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud implementasi kurikulum?
2.
Apakah
yang dimaskud dengan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
3.
Bagaimanakah
implementasai kurikulum PAI dalam pembelajaran PAI?
4.
Bagaimanakah
penerapan strategi dan metode
pembelajaran pada pendidikan agama Islam?
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
maksud dari implementasi kurikulum?
2.
Mengetahui
maksud dari pembelajaran pendidikan agama Islam?
3.
memahami
implementasai kurikulum PAI dalam pembelajaran PAI?
4.
memahamipenerapan
strategi dan metode pembelajaran pada
pendidikan agama Islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Implementasi
Kurikulum PAI
1.
Pengertian
Implementasi
Menurut Jeffri
L. Pressman dan Aaron B. Widavski mengartikan implementasi sebagai suatu proses
interaksi anatara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu meraihnya.
Implementasi adalah kemampuan membentuk hubungan-hubungan lebih lanjut dalam
rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan.Secara
sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Dari pengertian
tersebut memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya
aksi, atau mekanisme suatau sistem.
2.
Pengertian
Kurikulum PAI
Secara umum kurikulum
adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pembelajaran yang dipedomani dalam katifitas belajar mengajar.adapun penegrtian
kurikulum menurut Kerr, J.F adalah semua pembelajaran yangdirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.[1]
Adapun
pengertian kurikulum PAI tidak jauh berbeda dengan kurikulum secara umum,
perbedaan hanya terletak pada sumber belajarnya saja. Sebagaimana diutarakan
oleh Abdul Majid dalam bukunya Pembelajaran
Agama Isalam Berbasis Kompetensi, mengatakan bahwa Kurikulum Pendidikan
Agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode dan sevaluasi
pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.[2]
Jadi
implementasi kurikulum PAI adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
ajaran agama Islam yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian
terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan
intektual, emosional,serta fisiknya.
B. Pembelajaran
PAI
1.
Pengertian
Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati
hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk mencapai
pengertian tersebut maka harus ada serangkaian yang saling mendukung, anatara
lain:[3]
a.
Pendidikan
Agama Islam sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan
ataulatihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak
dicapai.
b.
Peserta
didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam sarti yang dibimbing,
diajari dan atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam.
c.
Pendidik
yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar
terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan PAI
diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman
terhadap peserta didik, yang disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas
pribadi, juga sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial.
2.
Konsep-konsep
Pengajaran
a.
Belajar
Menurut
pendapat Hil Gared, yang mengungkapkan : “learning is the process by which an
activity oroginates or changed through training procedures (wether in the
laboratory on in the natural environment) as distinguished from changes by
factors not atributable to training”. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam
laboratorium maupun dalam lingkungan alamiyah.
Belajar
bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang
terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku.
Aktivitas mental itu terjadikarena adanya interaksi individu dengan lingkungan
yang disadari.
Proses
belajar pada hakikatnya kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya,
proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang belajar tidak dapat kita
saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala
perubahan prilaku yang tampak. Misalnya, ketika seorang guru menjelaskan suatu
materi pelajaran, walaupun sepertinya seorang siswa memperhatikan dengan
seksama sambil mengangguk-anggukan kepala, maka belum tentu yang bersangkutan
belajar. Mungkin mengagguk-anggukan kepala bukan karena ia memperhatikan materi
pelajaran dan paham apa yang dikatakan guru, akan tetapi karena ia sangat
mengagumi cara guru berbicara sehingga ia ditanya apa yang telah disampaikan guru,
dia tidak mengerti apa-apa.
Dari
uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya adalah
suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga menghasilkan perubahan tigkah laku yang bersifat positif baik
perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Dikatakan positif,
oleh karena perubahan prilaku itu bersifat adanya penambahan dari prilaku sebelumnya
yang cenderung menetap.[4]
Kegiatan belajar sebagai proses memiliki unsur-unsur
tersendiri yang dapat membedakan antara kegiatan belajar dan bukan belajar.
Unsur yang mencakup tujuan belajar yang ingin dicapai, motivasi, hambatan,
stimulus dari lingkungan, persepsi, dan respon peserta didik. Keterkaitan
antara unsur-unsur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:[5]
3
3
3
|
2
|
1
|
5 5
5
Keterangan:
1.
Tujuan
belajar
2.
Peserta
didik yang termotivasi
3.
Hambatan/
tingkatan kesulitan
4.
Stimulus
dari lingkungan
5.
Persepsi
peserta didik
6.
Respon
peserta didik
b.
Mengajar
Kata “teach” atau mengajar berasal dari
bahasa inggris kuno, yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno
(Old Teutentic) taikjam, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti
memperlihatkan. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa sansekerta dic. Yang
dalam bahasa Jerman dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga
berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token juga
berasal dari bahasa Jerman kuno taiknom, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dalam
bahasa Inggris kuno teach (mengajar). Dengan demikian, token dan teach secara
historis memiliki keterkaitan. To teach (mengajar) dilihat dari asal usul katanya
berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang memalui tanda atau simbol;
penggunaan tanda atau simbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau
menumbuhkan respons mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan dan lain
sebagainya. Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar (teaching), mengalami
perkembangan secara terus menerus.[6]
Secara deskriptif mengajar diartikan
sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.
Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.
Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan., seperti
misalnya mentransfer uang. Kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai
proses menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika
api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan
tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan
pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan
seperti yang dikemukakan Smith (1987) bahwa mengajar adalah menanamkan
pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).
Telah banyak
ahli yang mencoba merumuskan istilahmengajar ditinjau dari sudut pandang
masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu kebanyakan berlainan dan
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengertian mengajar bersumber
dari 4 pendapat, yaitu:[7]
1)
Mengajar
ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid sekolah.
2)
Mengajar
adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan
sekolah.
3)
Mengajar
adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar
bagi siswa.
4)
Mengajar
atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
5)
Mengajar
adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai
dengan tuntutan masyarakat.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru
dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Mataerial, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas
dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,
juga computer. Prosedur, meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi,praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja.
Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajardi
kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara
berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.[8]
Menurut Oemar Hamalik, implementasi kurikulum
mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembnagan program, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi. Pengembangan program mencakup
program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial.elaksaan
pembelajaran meliputi proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik. Sementara
evaluasi adalah proses penilaian yang dilakuakn sepanjang pelaksanaan
kurikulum.[9]
Salah satu bentuk implementasi kurikulum adalah
pelaksanaan pembelajaran. Pelaksaan pembelajaran mengacu pada program
pembelajaran yang disusun oleh guru, di antaranya dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP harus mencakup perencanaan seluruh
kegiatan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen semua pihak yang
terlibat, seperti dukungan kepala sekolah, guru dan dukungan internal dalam
kelas.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
implementasi kurikulum PAI, dapat digunaka dua model pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan
makro
Model pendekatan makro berupaya untuk menghadirkan
proses pembelajaran Pendidikan Islam yang dapat memberikan nuansa yang berbeda
dan harapan kolektif semua pihak. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
sebagai berikut:
a.
Merancang
program pembelajaran yang unggul yang merupakan bagian dari prinsip, strategi
dan tujuan implementasi kkurikulum.
b.
Merumuskan
kembali tujuan kurikulum PAI untuk mencapai kualitas penerapan kurikulum yang
unggul, dibutuhkan mindset baru yang memandang PAI memiliki cakupan yang luas
meliputi semua aspek kehidupan manusia.
c.
Menciptakan
sumber belajar unggul dengan memanfaatkan lingkungan, fenomena dan kejadian
alam atau sosial yang nyata dan konstektual sebagai materi pendidikan agama
Islam.
2.
Pendekatan
Mikro
Pendekata mikro adalah suatu tahapan secara praktis
dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung
lembaga pendidikan. Pendekatan ini meliputi pengembanagn materi, peran guru dan
siswa dalam interaksi pembelajaran.[10]
D. Penerapan
Strategi dan Metode Pembelajaran pada
Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pendidikan Islam selain berorientasi
pada masalah kognitif,tetapi lebih mengedepankan aspek nilai,baik nilai
ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak
ditumbuh kembangkan kedalam diri peserta didik sehingga dapat melekat ke
dalam dirinya dan menjadi kepribadiannya. Ada beberapa strategi yang bisa
digunkan dalam pembelajaran nilai, yaitu:
1.
Strategi
Tradisional
Strategi Tradisional yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan nasihat atau indoktrinasi. Strategi ini
dilaksanakan dengan cara memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang
baik dan yang kurang baik.
2.
Strategi
Bebas
Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang akan
diambilnya.
3.
Strategi
Reflektif
Menggunakan
pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori dengan
pengalaman.
4.
Strategi
Transinternal
Strategi Transinternal yaitu membelajarkan nilai dengan melakukan
transfromasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi. Dalam penerapan
strategi ini guru dan peserta didik terlibat dalam komunilasi aktif baik secara
verbal maupun batin (kepribadian). Guru berperan sebagai penyaji informasi,
pemberi contoh atau teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya
yang direspon olehpeserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Implementasi adalah kemampuan membentuk
hubungan-hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan
tindakan dengan tujuan. Kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam katifitas
belajar mengajar. Jadi implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan
program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intektual, emosional,serta fisiknya.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, mengahayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Terdapat
perbedaan anatara belajar, mengajar dan pembelajaran. Belajar adalah proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang belajar tidak dapat kita
saksikan. Mengajar adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari
guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses
mentransfer ilmu. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
3.
Menurut
Oemar Hamalik, implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembnagan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program
bimbingan dan konseling atau remedial. Sedangkan Untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam implementasi kurikulum PAI, dapat digunaka dua model pendekatan,
yaitu:
a.
Pendekatan
makro
Model
pendekatan makro berupaya untuk menghadirkan proses pembelajaran Pendidikan
Islam yang dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan kolektif semua pihak.
b.
Pendekatan
Mikro
Pendekata
mikro adalah suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang memperhatikan
situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga pendidikan. Pendekatan ini
meliputi pengembanagn materi, peran guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran.
4.
Pembelajaran
pendidikan Islam selain berorientasi pada masalah kognitif,tetapi lebih
mengedepankan aspek nilai,baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang
hendak ditumbuh kembangkan kedalam diri
peserta didik. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran
nilai, yaitu:strategi tradisional, strategi bebas, strategi reflektif dan strategi
transinternal.
B.
Saran
1. Dalam
proses pembelajaran PAI sebaiknya sekolah mengikuti kurikulum PAI yang berlaku
pada masanya, supaya proses pembelajaran PAI bisa berjalan dengan efektif dan
kondusif. Hal ini dikarenakan dalam kurikulum terdapat pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan bagi guru sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intektual, emosional,serta
fisiknya.
2. Keberadaan
pembelajaran PAI di Sekolah sangatlah penting untuk mendidik siswa agar
mempunyai akhlakul karimah, dan mempunyai rasa toleransi antar agama yang
sesuai.
3. Untuk
keberlangsungan pembelajaran PAI di sekolah, sebaiknya guru PAI terlebih dahulu
memahami pendekatan dalam implementasi kurikulum, seperti pendekatan makro dan
pendekatan mikro. Hal ini bertujuan agar pembelajaran PAI melahirkan suasana
belajar yang berbeda dan
harapan kolektif semua pihak.
4. Untuk
mencapai tujan pembelajaran PAI, sebaiknya proses pembelajaran tidak hanya
menggunakn strategi belajar yang terpaku pada guru. Tapi bisa dengan
menggunakan strategi misalnya student center, dan lainnya. Hal ini bertujuan
agar siswa bisa lebih mandiri dan terlatih mentalnya serta mempunyai motivasi
belajar yang tinggi
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Roip.
MakalahImplementasiKurikulum PAI, diunduhdarihttp://www.academia.edu/5847375/Makalah_Kurikulum_PAI
Luthfi, Flylight. Diunduhdarihttp://www.academia.edu/6943007/
PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_BERDASARKAN_KURIKULUM_2013.
Hamalik,
Oemar . 2008. Proses BelajarMengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
2008.
KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PT
BumiAksara.
2009.
Dasar-dasarPengembanganKurikulum. Bandung:
PT RemajaRosdaKarya.
Majid, Abdul. Andayani,
Dian . 2004. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Majid, Abdul. 2014. ImplementasiKurikulum 2013. Bandung:
Interes Media.
Sanjaya,Wina. 2008. KurikulumdanPembelajaran. Bandung:
Kencana Prenada Media Group.
Zakapedia,
Artikelsiana. Diunduhdarihttp://www.artikelsiana.com/
2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html?m=1#.
[1]Zakapedia,
Artikelsiana, diunduh dari http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html?m=1#, Pada tgl 11 November
2015 pkl. 11.14 WIB.
[2] Abdul Majid dan Dian
Andayani, Pendiikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: Remaja Rssda Karya, 2004), hlm.74.
[3] Luthfu Flylight,
diunduh dari http://www.academia.edu/6943007/PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_BERDASARKAN_KURIKULUM_2013 Pada tgl 6 November 2015 pkl 07.18 WIB.
[4]Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm.
[5] Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung:
Interes Media, 2014), hlm.71.
[6]Wina Sanjaya, op.cit.
[7] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), cet.7, hlm.44.
[8] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), cet.7, hlm57.
[9] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum,
(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2009), hlm.238.
[10]Ahmad Roip, Makalah
Implementasi Kurikulum PAI, diunduh dari http://www.academia.edu/5847375/Makalah_Kurikulum_PAI pada tgl 11 November
2015 pkl 20.47 WIB.
[11] Ibid.,
Sangat bagus
BalasHapusthank you, syukron jaziilan :)
BalasHapus