Muslim girl's :)

Sabtu, 28 November 2015

IMPLEMNETASI KURIKULUM PAI DALAM PEMBELAJARAN PAI

IMPLEMNETASI KURIKULUM PAI
DALAM PEMBELAJARAN PAI
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Dasar-dasarPengembangan Kurikulum
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester III

Disusun oleh:
Kelompok 5 (PAI D)
Dzulfikar Ziad                                    (1414113126)
Enti Desy Widianingsih          (1414113128)
Neni Rohaeni                          (1414113145)
Dosen Pengampu:
Drs. H. Nawawi, M.Ag
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN(FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015/2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT., Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari-Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam mengarungi kehidupan ini. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.
Alhamdulillah atas izin dan kehendak dari-Nya, kami dapat  menyalesaikan makalah Pegembangan Dasar-dasar Kurikulum yang bejudul “Implementasi Kurikulum PAI dalam Pembelajaran PAI”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Pegembangan Dasar-dasar Kurikulum yang telah memberikan gambaran tentang materi ini, dan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



Cirebon, November 2015




                                                                                                Penyusun        
           
DAFTAR ISI


DAFTAR ISI................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB  I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................... 1
C.    Tujuan Masalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Implementasi Kurikulum................................................................ 3
B.     Pembelajaran PAI........................................................................... 4
C.    Implementasi Kurikulum PAI dalam Pembelajaran PAI............ 8
D.    PenerapanStrategi  dan Metode Pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam              10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................... 12
B.     Saran................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 15




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang no.2 tahun 1989 tentang sisterm pendidikan nasional, menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dari generasi tua untuk mengembangkan potensi yang dimiliki generasi muda yang mencakup pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan untuk mempersiapakan mereka agar dapat menjalani fungsi hidupnya serta mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Kurikulum telah merancang segala yang berkaitan dengan proses pembelajaran, baik dari segi materi, metode, tujuan dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pendidikan bisa mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai hasil maksimal, penerapan kurikulum PAI dapat diterapkan melalui dua model pendekatan, yaitu pendekatan mikro dan pendekatan makro. Kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengefektifkan penerapan kurikulum pendidikan agama Islam yang memiliki nuansa faturistik dan penuh dengan harapan dari semua pihak.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud implementasi kurikulum?
2.      Apakah yang dimaskud dengan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
3.      Bagaimanakah implementasai kurikulum PAI dalam pembelajaran PAI?
4.      Bagaimanakah penerapan strategi  dan metode pembelajaran pada pendidikan agama Islam?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui maksud dari  implementasi kurikulum?
2.      Mengetahui maksud dari pembelajaran pendidikan agama Islam?
3.      memahami implementasai kurikulum PAI dalam pembelajaran PAI?
4.      memahamipenerapan strategi  dan metode pembelajaran pada pendidikan agama Islam?















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Implementasi Kurikulum PAI
1.      Pengertian Implementasi
Menurut Jeffri L. Pressman dan Aaron B. Widavski mengartikan implementasi sebagai suatu proses interaksi anatara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu meraihnya. Implementasi adalah kemampuan membentuk hubungan-hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan.Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Dari pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya aksi, atau mekanisme suatau sistem.
2.      Pengertian Kurikulum PAI
Secara umum kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam katifitas belajar mengajar.adapun penegrtian kurikulum menurut Kerr, J.F adalah semua pembelajaran yangdirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.[1]
Adapun pengertian kurikulum PAI tidak jauh berbeda dengan kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak pada sumber belajarnya saja. Sebagaimana diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya Pembelajaran Agama Isalam Berbasis Kompetensi, mengatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode dan sevaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.[2]
Jadi implementasi kurikulum PAI adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum ajaran agama Islam yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intektual, emosional,serta fisiknya.

B.     Pembelajaran PAI
1.      Pengertian Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk mencapai pengertian tersebut maka harus ada serangkaian yang saling mendukung, anatara lain:[3]
a.       Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan ataulatihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.
b.      Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam sarti yang dibimbing, diajari dan atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam.
c.       Pendidik yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap peserta didik, yang disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial.
2.      Konsep-konsep Pengajaran
a.       Belajar
Menurut pendapat Hil Gared, yang mengungkapkan : “learning is the process by which an activity oroginates or changed through training procedures (wether in the laboratory on in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atributable to training”. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiyah.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadikarena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Proses belajar pada hakikatnya kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak. Misalnya, ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, walaupun sepertinya seorang siswa memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukan kepala, maka belum tentu yang bersangkutan belajar. Mungkin mengagguk-anggukan kepala bukan karena ia memperhatikan materi pelajaran dan paham apa yang dikatakan guru, akan tetapi karena ia sangat mengagumi cara guru berbicara sehingga ia ditanya apa yang telah disampaikan guru, dia tidak mengerti apa-apa.
Dari uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tigkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Dikatakan positif, oleh karena perubahan prilaku itu bersifat adanya penambahan dari prilaku sebelumnya yang cenderung menetap.[4]
Kegiatan belajar sebagai proses memiliki unsur-unsur tersendiri yang dapat membedakan antara kegiatan belajar dan bukan belajar. Unsur yang mencakup tujuan belajar yang ingin dicapai, motivasi, hambatan, stimulus dari lingkungan, persepsi, dan respon peserta didik. Keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:[5]

3

3
3
                                5           5             4  4     

2

1
                                                            6
 


                            5                             5
                                           5  
Keterangan:
1.      Tujuan belajar
2.      Peserta didik yang termotivasi
3.      Hambatan/ tingkatan kesulitan
4.      Stimulus dari lingkungan
5.      Persepsi peserta didik
6.      Respon peserta didik

b.      Mengajar
Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutentic) taikjam, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa sansekerta dic. Yang dalam bahasa Jerman dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token juga berasal dari bahasa Jerman kuno taiknom, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dalam bahasa Inggris kuno teach (mengajar). Dengan demikian, token dan teach secara historis memiliki keterkaitan. To teach (mengajar) dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang memalui tanda atau simbol; penggunaan tanda atau simbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respons mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan dan lain sebagainya. Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar (teaching), mengalami perkembangan secara terus menerus.[6]
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan., seperti misalnya mentransfer uang. Kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan Smith (1987) bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).
Telah banyak ahli yang mencoba merumuskan istilahmengajar ditinjau dari sudut pandang masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu kebanyakan berlainan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengertian mengajar bersumber dari 4 pendapat, yaitu:[7]
1)      Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid sekolah.
2)      Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
3)      Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
4)      Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
5)      Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
c.       Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Mataerial, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga computer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajardi kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.[8]

C.    Implementasi Kurikulum PAI dalam Pembelajaran PAI
Menurut Oemar Hamalik, implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembnagan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial.elaksaan pembelajaran meliputi proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik. Sementara evaluasi adalah proses penilaian yang dilakuakn sepanjang pelaksanaan kurikulum.[9]
Salah satu bentuk implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksaan pembelajaran mengacu pada program pembelajaran yang disusun oleh guru, di antaranya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP harus mencakup perencanaan seluruh kegiatan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat, seperti dukungan kepala sekolah, guru dan dukungan internal dalam kelas.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam implementasi kurikulum PAI, dapat digunaka dua model pendekatan, yaitu:
1.      Pendekatan makro
Model pendekatan makro berupaya untuk menghadirkan proses pembelajaran Pendidikan Islam yang dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan kolektif semua pihak. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
a.       Merancang program pembelajaran yang unggul yang merupakan bagian dari prinsip, strategi dan tujuan implementasi kkurikulum.
b.      Merumuskan kembali tujuan kurikulum PAI untuk mencapai kualitas penerapan kurikulum yang unggul, dibutuhkan mindset baru yang memandang PAI memiliki cakupan yang luas meliputi semua aspek kehidupan manusia.
c.       Menciptakan sumber belajar unggul dengan memanfaatkan lingkungan, fenomena dan kejadian alam atau sosial yang nyata dan konstektual sebagai materi pendidikan agama Islam.
2.      Pendekatan Mikro
Pendekata mikro adalah suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga pendidikan. Pendekatan ini meliputi pengembanagn materi, peran guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran.[10]
                                         
D.    Penerapan Strategi  dan Metode Pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pendidikan Islam selain berorientasi pada masalah kognitif,tetapi lebih mengedepankan aspek nilai,baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak  ditumbuh kembangkan kedalam diri peserta didik sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannya. Ada beberapa strategi yang bisa digunkan dalam pembelajaran nilai, yaitu:
1.      Strategi Tradisional
Strategi Tradisional yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan nasihat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik.
2.      Strategi Bebas
Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang akan diambilnya.
3.      Strategi Reflektif
Menggunakan pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori dengan pengalaman.


4.      Strategi Transinternal
Strategi Transinternal yaitu membelajarkan nilai dengan melakukan transfromasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi. Dalam penerapan strategi ini guru dan peserta didik terlibat dalam komunilasi aktif baik secara verbal maupun batin (kepribadian). Guru berperan sebagai penyaji informasi, pemberi contoh atau teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya yang direspon olehpeserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.[11]




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Implementasi adalah kemampuan membentuk hubungan-hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan. Kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam katifitas belajar mengajar. Jadi implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intektual, emosional,serta fisiknya.
2.      Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Terdapat perbedaan anatara belajar, mengajar dan pembelajaran. Belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Mengajar adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
3.      Menurut Oemar Hamalik, implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembnagan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial. Sedangkan Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam implementasi kurikulum PAI, dapat digunaka dua model pendekatan, yaitu:
a.       Pendekatan makro
Model pendekatan makro berupaya untuk menghadirkan proses pembelajaran Pendidikan Islam yang dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan kolektif semua pihak.
b.      Pendekatan Mikro
Pendekata mikro adalah suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga pendidikan. Pendekatan ini meliputi pengembanagn materi, peran guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran.
4.      Pembelajaran pendidikan Islam selain berorientasi pada masalah kognitif,tetapi lebih mengedepankan aspek nilai,baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak  ditumbuh kembangkan kedalam diri peserta didik. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:strategi tradisional, strategi bebas, strategi reflektif dan strategi transinternal.

B.     Saran
1.      Dalam proses pembelajaran PAI sebaiknya sekolah mengikuti kurikulum PAI yang berlaku pada masanya, supaya proses pembelajaran PAI bisa berjalan dengan efektif dan kondusif. Hal ini dikarenakan dalam kurikulum terdapat pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intektual, emosional,serta fisiknya.
2.      Keberadaan pembelajaran PAI di Sekolah sangatlah penting untuk mendidik siswa agar mempunyai akhlakul karimah, dan mempunyai rasa toleransi antar agama yang sesuai.
3.      Untuk keberlangsungan pembelajaran PAI di sekolah, sebaiknya guru PAI terlebih dahulu memahami pendekatan dalam implementasi kurikulum, seperti pendekatan makro dan pendekatan mikro. Hal ini bertujuan agar pembelajaran PAI melahirkan suasana belajar yang berbeda dan harapan kolektif semua pihak.
4.      Untuk mencapai tujan pembelajaran PAI, sebaiknya proses pembelajaran tidak hanya menggunakn strategi belajar yang terpaku pada guru. Tapi bisa dengan menggunakan strategi misalnya student center, dan lainnya. Hal ini bertujuan agar siswa bisa lebih mandiri dan terlatih mentalnya serta mempunyai motivasi belajar yang tinggi











DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Roip. MakalahImplementasiKurikulum PAI, diunduhdarihttp://www.academia.edu/5847375/Makalah_Kurikulum_PAI
Luthfi, Flylight. Diunduhdarihttp://www.academia.edu/6943007/ PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_BERDASARKAN_KURIKULUM_2013.
Hamalik, Oemar . 2008. Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
            2008. KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PT BumiAksara.
              2009. Dasar-dasarPengembanganKurikulum. Bandung: PT RemajaRosdaKarya.
Majid, Abdul. Andayani, Dian . 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Majid, Abdul. 2014. ImplementasiKurikulum 2013. Bandung: Interes Media.
Sanjaya,Wina. 2008. KurikulumdanPembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.









[1]Zakapedia, Artikelsiana, diunduh dari http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html?m=1#, Pada tgl 11 November 2015 pkl. 11.14 WIB.
[2] Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendiikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rssda Karya, 2004), hlm.74.
[4]Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm.
[5] Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Interes Media, 2014), hlm.71.
[6]Wina Sanjaya, op.cit.
[7] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.7, hlm.44.
[8] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.7, hlm57.
[9] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2009), hlm.238.
[10]Ahmad Roip, Makalah Implementasi Kurikulum PAI, diunduh dari http://www.academia.edu/5847375/Makalah_Kurikulum_PAI pada tgl 11 November 2015 pkl 20.47 WIB.
[11] Ibid.,

2 komentar: